Kebersamaan Keluarga dan Puasa

Untuk itu komunikasi dan perhatian antar anggota keluarga memang mutla dilakukan,  sebab keluarga merupakan benteng terakhir kita dari aneka macam serbuan budaya yang menjauhkan kita dari nilai-nilai kemanusiaan. Mengingat sekarang ini nyaris tidak ada ruang publik yang tidak tercemari ide-ide budaya yang berbasis nafsu. Desakan kepentingan modal yang mengekspos penampilan dan  gaya hidup a-la selebriti yang cenderung hedonistik jauh dari nilai agama terus menggelontor secara massif ke  dalam ruang privat keluarga melalui aneka media modern dan canggih.
Sedemikian derasnya arus budaya hedonistik itu maka menurut Pembantu Dekan III FKIP Universitas Muhammadiyah Makasar Drs.Badrun Amin Mhum, uasaha membendungnya secara total merupakan hal yang sangat mustahil bahkan dalam batas-batas tertentu mungkin bisa kita ikuti, asalkan budaya itu tidak mejauhkan kita dari nilai-nilai ajaran Islam, misalnya berfoya-foya itu jelas melanggar ajaran islam. Pendapat ini didukung oleh Purek IV Unis Muh Makasar, Darwis Muhdiana MAg, “Bermewah-mewahan dalam keadaan bangsa dan ummat islam yang sedang sangat miskin seperti sekarang ini jelas merupakan tindakan yang tidak Islami dan tidak bermoral”.
Senada dengan Badrun Amin, Daniel Fernandes (dosen Fisip Uhamka Jakarta juga menytakan, “Secara kasat mata arus budaya global semacam hedonisme itu tidak mungkin kita bendung, tetapi kalau kita mau mendidik anak-anak kita dengan pendidikan yang benar di mana nilai-nilai kultural dari budaya kita itu junjung tinggi, saya kira sisi negatif budaya barat yang mengglobal itu dapat kita atasi”.
Diwajibkannya ibadah puasa satu bulan penuh selama bulan ramadhan ini menurut Ustadz Muhammad  Fauzi sangat membantu setiap keluarga dalam menjalin komunikasi yang intensif antar aggotanya sekaligus melatih diri supaya tiadk larut dalam gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan duniawi . “Di sela-sela jadwal ceramah ke luar daerah saya selalu menyempatkan diri untuk berbuka dan makan sahur bersama seluruh anggota keluarga. Pada saat-saat seperti itulah kita merasa sangat dekat satu sama yang lain, sehigga bisa bercerita dan berbagi permasalahan, benar-benar saat yang indah  dan sangat mahal. Apalagi saat ramadhan itu seluruh anggota keluarga bisa berkumpul”.
Kemudian staff pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jombang ini juga menambahkan, “Saat makan bersama itu, saya kadang-kadang berkata kepada anak saya yang terkecil, bahwa kalau ramadhan itu kita diharuskan berpuasa itu artinya menahan diri. Menahan diri dari dorongan nafsu yang halal, maka kita tidak boleh berlebihan dalam hal makan, kalau selama ramadhan anggaran belanja keluarga kok malah bertambah itu namanya tidak benar”.
Puasa  pada hakikatnya memang mendidik pribadi kita untuk hidup bersahaja, membatasi diri dari yang halal (apalagi yang haram), sekaligus menjauhkan pribadi kita dari sifat-sifat mementingkan keinginan diri sendiri sehingga dengan puasa, kita diharapkan bisa berbagi derita dengan sAudara-saudara kita yang tidak beruntung. Tetapi kalau di setiap ramadhan pos konsumsi dalam anggaran belanja keluarga kita justeru bertambah, mungkin kita perlu bertanya untuk apa puasa kita. Jangan-jangan kita termasuk yang disinyalir nabi dalam hadis, kam min shaimin laisa lahu …semoga saja tidak.
Baca juga : Contoh muqoddimah Ramadhan

Leave a comment